BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Audit
teknologi informasi atau information systems (IS) audit adalah bentuk
pengawasan dan pengendalian dari infrastruktur teknologi informasi secara
menyeluruh. Audit teknologi informasi ini dapat berjalan bersama-sama dengan
audit finansial dan audit internal, atau dengan kegiatan pengawasan dan
evaluasi lain yang sejenis. Pada mulanya istilah ini dikenal dengan audit
pemrosesan data elektronik, dan sekarang audit teknologi informasi secara umum
merupakan proses pengumpulan dan evaluasi dari semua kegiatan sistem informasi
dalam perusahaan itu. Istilah lain dari audit teknologi informasi adalah audit
komputer yang banyak dipakai untuk menentukan apakah aset sistem informasi
perusahaan itu telah bekerja secara efektif, dan integratif dalam mencapai
target organisasinya.
Kemajuan
teknologi informasi adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan
ini, karena kemajuan teknologi akan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan. Teknologi informasi adalah istilah umum yang menjelaskan teknologi
yang membantu kita dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan
dan/atau memberikan informasi.
Dengan
semakin dominannya penggunaan komputer dalam membantu kegiatan operasional
diberbagai perusahaan, maka diperlukan standar-standar yang tepat sebagai alat
pengendali internal untuk menjamin bahwa data elektronik yangdiproses adalah
benar.Sehingga data elektronik tersebut menghasilkan pelaporan keuangan
perusahaan yang dapat dipertanggungjawabkan.
1.2
Perumusan Masalah
1.
Apa pengertian Teknologi Informasi Auditing?
2.
Apa
saja konsep – konsep yang digunakan di dalam auditing teknologi auditing
teknologi informasi ?
3.
Apa saja
jenis Teknologi Informasi auditing?
1.3 Tujuan
1.
Untuk menjelaskan pengertian dari teknologi
informasi auditing
2.
Untuk
menyebutkan konsep yang digunakan di dalam auditing teknologi informasi
3. Untuk
menyebutkan jenis-jenis dari auditing teknologi informasi
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teknologi Informasi Auditing
Auditing teknologi
informasi (information technology audit adalah bentuk pengawasan dan
pengendalian dari infrastruktur teknologi informasi secara menyeluruh. Audit
teknologi informasi ini dapat berjalan bersama-sama dengan audit finansial dan
audit internal, atau dengan kegiatan pengawasan dan evaluasi lain yang sejenis.
Pada mula istilah ini dikenal dengan audit pemrosesan data elektronik dan
sekarang audit teknologi informasi secara umum merupakan proses pengumpulan dan
evaluasi dari semua kegiatan system informasi dalam sebuah perusahaan. Istilah
lain dari audit teknologi informasi adalah audit computer yang banyak dipakai
untuk menentukan apakah asset system informasi perusahaan telah bekerja secara
efektif dan integrative dalam mencapai target organisasinya.
2.2 Konsep-Konsep Auditing Sistem Informasi
Auditing system informasi
atau audititing teknologi informasi digunakan umumnya untuk menjelaskan
perbedaan dua jenis aktivitas yang terkait dengan computer. Seperti untuk
menjelaskan proses mengkaji ulang dan mengevaluasi pengendalian internal dalam
sebuah system pemrosesan data elektronik,perbedaan dari dua jenis
aktivitas di atas diantaranya yaitu :
A. Auditing melalui computer ( Auditing through the
computer )
Untuk menerangkan proses
penelaahan dan evaluasi pengendalian intern dalam suatu system pemrosesan data
elektronik, biasanya dilakukan oleh auditor selama pengujian ketaatan (
compliance test )
B. Auditing dengan computer ( Auditing with the computer
)
Untuk menerangkan
pemanfaatan computer oleh auditor untuk melaksanakan beberapa pekerjaan audit
yang tidak dilakukan secara manual.
Kebanyakan audit meliputi
pengujian ketaatan dan pengujian substantif. Maka kedua jenis auditing ini dilakukan
baik oleh auditor intern maupun ekstern.
1. Struktur Audit Laporan
Keuangan
Tujuan dan tanggung jawab
utama auditor :
a. Auditor
ekstern : Menilai kewajaran laporan keuangan suatu
perusahaan, melayani para pemegang saham, pemerintah, dan masyarakat luas.
b. Auditor intern : Melayani kebutuhan
manajemen perusahaan, hasil pekerjaannya juga akan menjadi bahan untuk penelaahan
dan pekerjaan auditor ekstern pada saat mereka mengaudit laporan keuangan
perusahaan.
Audit secara umum dubagi
menjadi 2 komponen dasar :
A.
Audit interim :
Menetapkan
tingkat keandalan system pengendalian intern, biasanya diperlukan Pengujian
Ketaatan untuk melihat eksistensi, efektivitas, dan pengecekan kontinuitas
kegiatan yang mengandalkan system pengendalian intern.
B.
Audit laporan keuangan :
Verifikasi langsung terhadap angka-angka
laporan keuangan, berdasarkan hasil pengujian pengendalian intern dalam audit
interim yang merupakan Pengujian Substantif.
2. Auditing diseputar Komputer
Secara
umum, system akuntansi mencakup masukan, pemrosesan, dan keluaran. Dalam
pendekatan sekitar-komputer ini pemrosesan diabaikan, selain itu
dokumen-dokumen sumber untuk masukan ke system dipilih dan diikhtisarkan secara
manual sehingga tidak dapat dibandingkan dengan keluaran. Setelah batch-batchdiproses
dalam system, total akan diakumulasikan untuk menyajikan catatan yang diterima
dan ditolak, koreksi-koreksinya, dan penyampaian ulangnya.
Dengan
adanya kemajuan teknologi, pendekatan sekitar-komputer tidak lagi digunakan
secara luas, pendekatan ini tidak banyak digunakan, secara implisit
mengasumsikan bahwa komputer tidak dapat digunakan untuk mengubah catatan tanpa
terdeteksi oleh prosedur-prosedur manual.
3. Auditing Melalui Komputer
Auditing
melalui Komputer dapat didefinisikan sebagai proses verifikasi atas
pengendalian dalam sebuah sistem terkomputerisasi. untuk verifikasi
kelayakan pengendalian intern dilakukan oleh auditor intern dan
ekstern. Tujuan auditor ekstern biasanya diarahkan untuk laporan keuangan.
Sedangkan auditor Intern melakukan audit kelayakan untuk memenuhi kebutuhan
manajemen atau kebutuhan tertentu lainnya dalam perusahaan.
4. Auditing dengan Komputer
Auditing
dengan komputer merupakan proses penggunaan teknologi informasi dalam auditing.
Teknologi informasi digunakan untuk melaksanakan sejumlah pekerjaan audit yang
dapat dilaksanakan pula secara manual. Penggunaan teknologi informasi penting
untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi auditing.
Manfaat potensial
penggunaan teknologi system informasi dalam audit meliputi :
a. Kertas kerja yang
dihasilkan computer umumnya lebih mudah dibaca dan lebih konsisten.
Kertas kerja semacam itu lebih mudah disimpan, diakses, dan direvisi.
b. Waktu dapat dihemat
dengan cara mengeliminasi penelusuran, pengecekan silang, dan
kalkulasi penghitungan rutin lainnya.
c. Kalkulasi, pembandingan,
dan manipulasi data lainnya menjadi lebih akurat.
d. Kalkulasi telaah
analitis akan lebih efisien, dan lingkupnya dapat diperluas.
e. Informasi proyek seperti
anggaran waktu dan pemonitoran waktu actual dan jumlah dianggarkan akan lebih
mudah dihasilkan dan dianalisis.
f. Korespondensi audit
standar seperti kuesioner dan daftar periksa, surat proposal, dan format-format
laporan dapat disimpan dan dimodifikasi secara mudah.
g. Moral dan produktivitas
dapat ditingkatkan dengan mengurangi waktu untuk tugas-tugas klerikal.
h. Peningkatan efektivitas
biaya dapat diperoleh dengan menggunakan kembali dan memperluas
aplikasi-aplikasi audit elektronik
untuk audit peristiwa kemudian (
Subsequent audit ).
i. Mampu meningkatkan
Independensi personel sistem informasi.
A. Data
Pengujian
Data
pengujian adalah input yang disiapkan oleh auditor yang berisi baik data yang
valid maupun yang tidak valid.sebelum memproses data pengujian, input tersebut
diproses secara manual untuk menentukan output seperti apa yang diinginkan.
Auditor kemudian membandingkan output data pengujian dengan hasil yang diproses
secara manual. Jika hasil yang diperoleh tidak sesuai yang diharapkan, auditor
akan mencoba untuk menentukan penyebab perbedaan.
B. Pendekatan
Fasilitan Uji Terintergrasi
Fasilitas
Uji Terintegrasi (ITF) adalah penggunaan data pengujian dan juga penciptaan
entitas fiktif (misalnya; pemasok, karyawan, produk, atau rekening )pada
file utama sebuah komputer. Sehingga pemeriksaan audit dibuat sebagai bagian
dari siklus pemrosesan normal, yang memastikan bahwa program yang sedang
diperiksa adalah identik dengan program yang memproses data rill.
C.Simulasi
Parallel
Simulasi
parallel memproses data uji melalui program-program uji atau program-program
audit. Keluaran simulasi dan keluaran nyata dibandingkan untuk tujuan
pengendalian. Sebagai contoh, simulasi paralel program akuntansi
biaya akan dibatasi oleh fungsi-fungsi yang memutakhirkan catatan-catatan
barang dalam proses. Fungsi-fungsi lain, seperti penjadwalan atau pelaporan
kinerja, tidak akan termasuk dalam program simulasi karena tidak menjadi
perhatian langsung dalam audit.
D. Perangkat Lunak
Audit
Perangkat
lunak audit mencakup program-program komputer yang memungkinkan komputer
digunakan sebagai alat audit. Komputer diprogram untuk dapat membaca, memilih,
mengekstrak (menarik), dan memproses data uji petik dari file-file komputer.
Terdapat berbagai tingkatan baik dalam lingkungan mainframe maupun
mikrokomputer. Perangkat lunak konvensional seperti program-program utilitas
sistem, program pemanggilan informasi, atau bahasa-bahasa tingkat tingkat
tinggi ( seperti COBOL ) dapat pula digunakan.
· Perangkat
lunak audit umum ( Generalized Audit Software- GAS)
Perangkat
lunak audit umum ( GAS ) adalah perangkat lunak yang di rancang secara khusus
untuk mendukung penggunaan teknologi informasi dalam auditing. GAS
dirancang secara khusus agar memungkinkan auditor yang memiliki keahlian
komputer sedkit, mampu melakukan fungsi-fungsi pemrosesan data yang berkaitan
dengan audit.
· Pc
Sofware
Biaya
murah PC ditambah dengan penggunaan yang makin meluas beragam paket
perangkatlunak yang tersedia telah membuat PC menjadi alat penting untuk
mengadministrasi sebuah audit. Paket PC sofware general-purpose
seperti perangkat lunak pengolah kata dan spreadsheet telah memiliki banyak
aplikasi audit. Dan paket perangkat lunak untuk tujuan-tujuan tertentu yang
berorientasi audit telah dikembangkan secara khusus untuk digunakan dalam
adminstrasi audit.
E. Kegiatan
audit terprogram ( Embedded Audit Rountine )
Merupakan
teknologi audit yang mencakup modifikasi program computer untuk
tujuan-tujuan audit. Ini dicapai dengan membentuk suatu kegiatan audit khusus
di dalam program produksi regular sehingga data transaksi atau lainnya dapat
dianalisis.
Kriteria
audit untuk menyeleksi dan mencatat transaksi dengan modul-modul embedded (dilekatkan) harus
disediakan oleh auditor. Hal ini dapat dilakukan dengan banyak cara,
diantaranya ada dua pendekatan diantaranya; System control audit review file
(SCARF) dan Sample audit review file (SARF)
F. Catatan
diperluas (extendedrecord)
Berhubungan
dengan modifikasi program-program computer untuk menyajikan jejak audit yang
komprehensif untuk transaksi-transaksi terpilih dan mengumpulkannya dalam
perluasan catatan data tambahan dalam suatu pemrosesan yang tidak normal.
G. Snapshot
Snapshot,
seperti yang diimplikasikan dari namanya, berupaya memberikan gambaran
komprehensif dari pekerjaan program pada titik tertentu suatu waktu. Snapshot
mencakup penambahan kode program agar program mencetak isi area memori terpilih
pada waktu selama pemrosesan kode snapshot dibuat. Ini menghasilkan hasil
cetakan operasi program.
H. Penjejakan (
Tracing )
Penjejakan
merupakan teknik audit lainnya yang menghasilkan alat bantu program. Penjejakan
normalnya dilaksanakan dengan menggunakan pilihan (opsi) dalam bahasa kode
sumber program (seperti COBOL). Bahasa tingkat tinggi dijejaki pada tingkat
pernyataan sumber ; bahasa tingkat lebih rendah dijejaki pada tingkat yang
lebih rinci. Penjejakan memberikan daftar rinci urutan pelaksanaan pernyataan
program.
Penjejakan
dapat menghasilkan ribuan catatan keluaran, dan harus dipelajari jumlah
transaksi yang besar yang tidak dijejaki. Untuk tujuan audit, penjejakan dapat
digunakan untuk memverifikasi bahwa pengendalian intern dalam program aplikasi
dijalankan pada saat program memproses data uji. Penjejakan mengindikasikan
bagian-bagian kode program yang tidak dieksekusi, yaitu situasi yang berdampak
pada ditemukannya modifikasi tidak tepat atau tidak terotorisasi ke program.
Seluruh
teknik kegiatan audit yang ditandai membutuhkan keahlian teknis tingkat tinggi
pada saat pertama kali dibuat, dan tingkat pengetahuan yang tinggi untuk
menggunakannya secara efektif. Tingkat independensi auditor pada saat
pengembangan sistem itu sangat tergantung pada tingkat keahlian teknis yang
mereka miliki. Bahkan sekalipun auditor memilikitingkat keahlian teknis yang
tinggi, pengembangan tetap membutuhkan kerjasama antara auditor dengan karyawan
departemen sistem.
I. Penelaahan
dokumentasi sistem / dokumen tinjauan sistem
Penelaahan
dokumentasi sistem, seperti deskripsi naratif, bagan arus dan daftar program,
barangkali merupakan teknik auditing yang tertua, dan tetap dipergunakan secara
luas sampai sekarang. Pendekatan ini khususnya tepat pada saat tahap awal audit
yaitu, untuk persiapan seleksi dan pemanfaatan atau teknologi audit langsung
lainnya.
Auditor
dapat juga meminta daftar bahasa sumber program. Daftar-daftar ini dapat
ditelaah secara manual oleh auditor. Program-program dapat diperiksa secara
manual oleh auditor. Penelaahan program secara lebih memuaskan dapat dilakukan
dengan meminta kode obyek, yaitu, versi bahasa-mesin dari program. Penelaahan
dokumentasi sistem dengan cara ini akan memberikan jaminan bahwa membutuhkan
keahlian teknis dan kesabaran. Auditor dapat memverifikasi hash total kode
obyek perangkat lunak untuk mendeteksi modifikasi-modifikasi pada perangkat
lunak.
Jenis
dokumentasi lainnya yang dapat diperiksa adalah dokumentasi operasi yang
dihasilkan oleh banyak sistem komputer sebagai suatu bagian dari operasi.
Perangkat lunak yang memonitor kinerja operasi komputer umumnya tersedia dalam
sistem besar untuk menyediakan statistik teknis yang bermanfaat meningkatkan
efisiensi operasi sistem. Dan adapun kegiatan akuntansi pekerjaan (job
accounting) seringkali merupakan bagian dari sistem operasi komputer.
Kegiatan ini mengumpulkan dan mengikhtisarkan statistik yang berkaitan dengan
penggunaan sumberdaya program (pekerjaan). Sekali lagi, statistik tersebut
penting bagi auditor karena menunjukkan siapa yang menggunakan sistem dan juga
kapan dan sumberdaya dan program yang mana yang tercakup dalam sistem.
J. Bagan Arus
Pengendalian / flowchart pengendalian
Dokumentasi
spesifik untuk tujuan-tujuan audit ditelaah dan kemudian dikembangkan untuk
menunjukkan hakekat pengendalian aplikasi dalam sistem. Dokumentasi seperti ini
disebut bagan arus pengendalian. Bagan arus analitis, bagan arus sistem atau
teknis-teknis grafis lainnya digunakan untuk menjelaskan pengendalian dalam
sistem. Keuntungan utama bagan arus adalah dapat dipahami oleh auditor, pemakai
dan karyawan komputer, sehingga mendukung komunikasi antara pihak-pihak yang
berbeda.
K. Pemetaan (
mapping )
Bahan
bukti audit yang lebih langsung berkaitan dengan program dapat diperoleh dengan
cara memonitor jalannya program dengan menggunakan paket pengukuran perangkat
lunak khusus. Teknik audit seperti ini disebut pemetaan. Perangakat lunak
menghitung jumlah kali setiap pelaksanaan pernyataan program dalam suatu
program dan memberikan statistik ikhtisar yang berkaitan dengan penggunaan
sumberdaya. Pada dasarnya, pemetaan merupakan teknik untuk membantu perencanaan
dan pengujian program.
Auditor
dapat menggunakan perangkat lunak yang sama untuk menentukan apakah pernyataan
program tertentu telah dilaksanakan. Pemetaan dapat membantu meyakinkan
pernyataan-pernyataan pengendalian aplikasi program yang terdapat dalam daftar
bahasa sumber dalam program telah benar-benar dieksekusi pada saat program
berjalan, dan tidak diganggu oleh logika tertentu yang tidak terdapat dalam
daftar kode sumber dari program. Penghitungan jumlah kali setiap pernyataan
program yang telah dilaksanakan tidak mengimplikasikan bahwa program telah
dieksekusi secara benar.
Pemetaan
dapat digunakan secara efektif sejalan dengan teknik data uji. Eksekusi program
dengan data uji sebagai masukan dapat dipetakan. Evaluasi keluaran dari monitor
perangkat lunak dapat mengindikasikan seberapa ekstensif masukan menguji
pernyataan program individual. Pernyataan-pernyataan yang tidak dieksekusi
tidak diuji.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Istilah audit sistem
informasi digunakan secara umum untuk menggambarkan dua jenis aktivitas yang
berbeda yang terkait dengan komputer. Salah satu penggunaan istilah ini adalah
untuk menggambarkan proses pengkajian ulang dan pengevaluasian pengendalian internal
dalam sistem pemrosesan data eektronik. Jenis kegiatan ini digambarkan sebagai
auditing melalui komputer. Penggunaan umum lainnya adalah untuk menggambarkan
penggunaan komputer oleh seorang auditor untuk melakukan beberapa pekerjaan
audit yang biasanya akan dikerjakan secara manual. Jenis aktivitas ini
digambarkan sebagai auditing dengan komputer.
Teknologi audit sistem
informasi telah berkembang seiring perkembangan sistem komputer. Namun
demikian, tidak terdapat teknologi auditing secar keseluruhan. Sebaliknya,
terdapat beberapa teknologi yang dapat digunakan dengan cukup baik untuk
mencapai tujuan audit. Tekologi yang didiskusikan dalam bab ini antara lain
adalah data pengujian, fasilitas uji terintegrasi (ITF), simulasi paralel, dan
perangkat lunak audit secara umum. Teknologi-teknologi audit sistem informasi
berbada satu sama lain, demikian juga keahlian teknis yang diperlukan untuk
menggunakan teknologi-teknologi tersebut. Beberapa teknologi terkait erat
dengan biaya yang cukup signifikan untuk diimplementasikan.
Pendekatan-pendekatan
untuk sebuah audit sistem informasi mengikuti babarapa variasi sebuah struktur
tiga-tahap. Tahap-tahap tersebut adalah kaji ulang dan evaluasi awal bidang
yang akan diaudit, kaji ulang dan evaluasi terperinci, dan pengujian. Terdapat
tiga jenis audit sistem informasi, yaitu audit sistem informasi, audit
pengembangan sistem aplikasi, dan audit pusat layanan komputer.
Daftar Pustaka :
1.1 Latar
Belakang Masalah
Audit
teknologi informasi atau information systems (IS) audit adalah bentuk
pengawasan dan pengendalian dari infrastruktur teknologi informasi secara
menyeluruh. Audit teknologi informasi ini dapat berjalan bersama-sama dengan
audit finansial dan audit internal, atau dengan kegiatan pengawasan dan
evaluasi lain yang sejenis. Pada mulanya istilah ini dikenal dengan audit
pemrosesan data elektronik, dan sekarang audit teknologi informasi secara umum
merupakan proses pengumpulan dan evaluasi dari semua kegiatan sistem informasi
dalam perusahaan itu. Istilah lain dari audit teknologi informasi adalah audit
komputer yang banyak dipakai untuk menentukan apakah aset sistem informasi
perusahaan itu telah bekerja secara efektif, dan integratif dalam mencapai
target organisasinya.
1.2
Perumusan Masalah
1.
Apa pengertian Teknologi Informasi Auditing?
2.
Apa
saja konsep – konsep yang digunakan di dalam auditing teknologi auditing
teknologi informasi ?
3.
Apa saja
jenis Teknologi Informasi auditing?
1.3 Tujuan
1.
Untuk menjelaskan pengertian dari teknologi
informasi auditing
2.
Untuk
menyebutkan konsep yang digunakan di dalam auditing teknologi informasi
3. Untuk
menyebutkan jenis-jenis dari auditing teknologi informasi
PEMBAHASAN
3. Auditing Melalui Komputer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar